PERATURAN MENTERI AGAMA – PMA NOMOR 6 TAHUN 2019 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI REGULER

PERATURAN MENTERI AGAMA – PMA NOMOR 6 TAHUN 2019

Peraturan Menteri Agama – PMA Nomor 6 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Reguler.

Berdasarkan Peraturan Menteri Agama – PMA Nomor 6 Tahun 2019 dinyatakan bahwa Beberapa  ketentuan  dalam  Peraturan  Menteri  Agama  Nomor 13 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Reguler diubah sebagai berikut:

1.  Ketentuan  Pasal 6  diubah  sehingga  berbunyi  sebagai berikut:
Pasal 6
Pendaftaran calon jemaah  haji  dinyatakan  sah  setelah yang  bersangkutan  mendapatkan  Nomor  Porsi  dari Kantor Kementerian Agama.

2.  Ketentuan huruf  a  dan  huruf  c Pasal 7 diubah  sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 7
Pendaftaran haji dilakukan melalui prosedur:
a.  calon jemaah  haji melakukan  transfer  ke  rekening BPKH sebesar setoran awal BPIH;
b.  BPS  BPIH  menerbitkan  bukti transfer  BPIH  yang dicetak melalui aplikasi;
c.  BPS  BPIH  menerbitkan  bukti setoran  awal  BPIH sebanyak 6 (enam) lembar dengan rincian: 
1.  lembar kesatu bermaterai  untuk  calon  Jemaah Haji;
2.  lembar kedua untuk BPS BPIH;
3.  lembar  ketiga  untuk  Kantor  Kementerian Agama;
4.  lembar keempat untuk Kantor Wilayah;
5.  lembar  kelima  untuk  Direktorat  Jenderal
6.  lembar keenam untuk BPKH.
d.  bukti setoran  awal  BPIH sebagaimana  dimaksud dalam  huruf  c,  wajib  mencantumkan  Nomor Validasi, ditandatangani, dan dibubuhi stempel BPS BPIH,  serta  masing-masing  diberi  pasfoto  3x4  cm (tiga kali empat sentimeter);
e.  BPS  BPIH  wajib  menyerahkan  lembar  ketiga  dan lembar keempat  bukti setoran  awal  BPIH  ke  Kantor Kementerian  Agama,  lembar  kelima  ke  Direktorat Jenderal  Penyelenggaraan  Haji  dan  Umrah,  dan lembar keenam ke BPKH paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah pembayaran setoran awal BPIH; 
f.  calon  jemaah  haji  yang  bersangkutan  wajib menyerahkan persyaratan pendaftaran sebagaimana dimaksud  dalam  Pasal  4  ayat  (1)  dan  salinan  bukti transfer  asli  BPIH yang  dicetak  dari  aplikasi serta bukti  setoran  awal  BPIH  kepada  petugas  Kantor Kementerian  Agama  untuk  diverifikasi kelengkapannya  paling lambat  5  (lima)  hari  kerja setelah pembayaran setoran awal BPIH;
g.  calon jemaah haji mengisi Formulir Pendaftaran Haji berupa  surat  pendaftaran  pergi  haji  dan menyerahkan  kepada  petugas  Kantor  Kementerian Agama  untuk  didaftarkan  ke  dalam  SISKOHAT  dan mendapatkan Nomor Porsi; dan
h.  calon  jemaah  haji  menerima  lembar  bukti pendaftaran  haji  yang  telah  ditandatangani  dan dibubuhi  stempel  dinas  oleh  petugas  Kantor Kementerian Agama.

3.  Ketentuan  ayat  (3)  Pasal  9  diubah  sehingga  Pasal 9 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 9
(1)  Dalam  hal  Jemaah  Haji  sebagaimana  dimaksud dalam  Pasal 8 ayat  (1)  tidak melunasi BPIH, yang bersangkutan menjadi Jemaah Haji Daftar  Tunggu untuk musim haji berikutnya.
(2)  Jemaah  Haji  yang  telah  melunasi  BPIH  dan  tidak dapat  berangkat  pada  musim  haji  tahun  berjalan, yang  bersangkutan  menjadi  Jemaah  Haji  Daftar Tunggu untuk musim haji berikutnya. 
(3)  Apabila setelah 3 (tiga) kali musim haji, Jemaah Haji sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (2)  tidak  dapat berangkat,  pendaftaran  haji  yang  bersangkutan dapat  dibatalkan  dan  BPIH  dikembalikan  ke rekening yang bersangkutan.

4.  Ketentuan ayat  (2) Pasal 12 diubah  sehingga  berbunyi sebagai berikut:

Pasal 12
(1)  Setoran  BPIH  Jemaah  Haji  yang  pendaftarannya dinyatakan  batal  sebagaimana  dimaksud  dalam Pasal  11  ayat  (1)  dikembalikan  kepada  yang bersangkutan atau ahli warisnya.
(2)  Ketentuan  lebih  lanjut  mengenai  pembatalan pendaftaran  haji  dan  pengembalian  setoran  BPIH ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal.

5.  Ketentuan Pasal 13 dihapus.

6.  Ketentuan ayat  (1)  diubah  dan  ditambah  2  (dua)  ayat yakni  ayat  (2)  dan  ayat  (3) Pasal 16 sehingga  berbunyi sebagai berikut:

Pasal 16
(1)  Nomor Porsi bagi Jemaah Haji yang telah ditetapkan untuk  melunasi  BPIH  pada  tahun  berjalan  yang meninggal  dunia  sebelum  keberangkatan  ke  Arab Saudi, dapat dilimpahkan kepada suami, istri, anak kandung, saudara  kandung  atau  menantu  yang disepakati keluarga.
(2)  Pelimpahan  Nomor  Porsi  sebagaimana  dimaksud pada  ayat  (1),  bukan  berdasarkan  perkiraan keberangkatan pada tahun berjalan.
(3)  Ketentuan  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (1) tidak berlaku bagi pengisian sisa kuota Jemaah Haji sebagaimana  dimaksud  dalam  Pasal  15  ayat  (3) huruf c, huruf d, dan huruf e, serta ayat (4).  
(4)  Pelimpahan  Nomor  Porsi  sebagaimana  dimaksud pada  ayat  (1)  hanya  diberikan  1  (satu)  kali kesempatan.
(5)  Ketentuan  lebih  lanjut  mengenai  tata  cara pelimpahan  Nomor  Porsi  sebagaimana  dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal.

Selengkapnya silahkan download Peraturan Menteri Agama – PMA Nomor 6 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Reguler.


Link download Peraturan Menteri Agama – PMA Nomor 6 Tahun 2019 ---disini---


Demikian informasi terkait Peraturan Menteri Agama – PMA Nomor 6 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Reguler. Semoga bermanfaat. 


EDY MARSONO

Saya blogger dan sangat senang berbagi informasi

*

Post a Comment (0)
Previous Post Next Post